Memasak Penuh Cinta

cooking-dishes-herb-kitchen-1109197
Foto by DapurMelodi

Memasak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari Menjadi Istri.

Iya, memang tidak seratus persen kewajiban perempuan sebagai istri menurut fiqih. Memasak adalah salah satu upaya meraih Ridho Allah dan Cinta Suami.

Selain bahan-bahan yang baik, memasak harus kita lakukan dengan penuh cinta dan keikhlasan. Biar Allah Ridho. Biar suami cinta dan juga ridho. Kalau sudah cinta mosok tidak ridho, iya kan? Kalau selama berpuluh-puluh tahun memasak hanya sekedar memenuhi kebutuhan perut saja, atau hanya ingin disayang suami-buru-buru-REVISI yah. Karena efeknya akan buruk. Kenapa? Capek! Iya setiap pagi harus bikin sarapan, makan siang dan malam. Lengkap dengan iris-iris, uleg-uleg, minyak-minyak, belum beberesnya, hingga menyiapkan minuman kesukaan suami dan juga camilan. Apalagi saat semua sedang WFH (Work from Home).

Aku sudah menyaksikan beberapa Istri, Ibu atau Ayah stres. Mereka harus menghadapi semua anak yang dirumah, pekerjaan rumah dan memasak makanan.

Pekerjaan rumah tannga bukanlah pekerjaan yang tergolong ringan, meski Ibu Rumah Tangga di Indonesia digolongkan menjadi seseorang yang TIDAK BEKERJA! Rasanya setelah menjadi istri ku ingin teriak (WOII… PEKERJAAN IBU RUMAH TANGGA NGGAK ADA HABISNYA WOI). Jujur aku agak sedikit tertekan awalnya (karena sebelumnya jarang masak dan menjadi perempuan yang bekerja-makan tinggal beli aja).

Alhamdulillahnya, saya mendapat rezeki suami yang senangnya dimasakkan istrinya. Nggak enak pun akan dipuji-iki aku serius.

Hingga setelah selesai makan-yang ada dipikiranku adalah-nanti masak apa lagi ya?.

Setelah sarapan-nanti makan siang apa?

Setelah makan siang-nanti malam masak apa lagi ya?

Bahkan setelah makan malam mau tidur suka lihat bahan-bahan di kulkas untuk memastikan besok masak apa ya. Haha parno memang di awal-awal.

Memang masak sendiri lebih jelas semuanya-bahannya segar-bisa puas makannya-lebih sehat (tergantung kamunya kalau ini) hingga lebih hemat. Hingga 10 bulan menjadi istri, entah berapa resep yang sudah kucoba dan beberapa hafal dengan sendirinya. haha karena saking seringnya ku masak resep itu. Ternyata masak cuma butuh banyak praktek aja kok. Tapi sampai sekarang yang tersulit bagiku adalah menguleg bumbu hingga halus (capek gaes).

Oke cukup curhatnya, pernah nggak sih ngebayangin berapa pahala yang didapat emak-emak saat memasak?

Saat membeli ke pasar-dicuci-dipotong-ditumis-disajikan hingga dimakan dan menjadi energi untuk sekeluarga beribadah. Energi bagi suami untuk bekerja dengan baik, energi bagi anak-anak untuk belejar dengan sungguh-sungguh.

MasyaAllah. Bukankah Allah menghitung setiap langkah orang-orang yang pergi ke masjid? Pasti Allah juga menghitung langkah kita ke abang sayur setiap harinya. Apa kau kira Allah tidak menghitungnya?-Ihh pengen nangis… Aku yakin Allah Maha Menghitung tentunya dengan rahman dan rahimnya.

Pernah dengar bagaimana kisah Ibunya Ustadz Abdul Somad memasak dan mencuci pakaian untuk anak-anaknya hingga kini menjadi Ulama besar?

Salah satu rahasianya adalah memasak dan mencuci diiringi dengan bersholawat kepada Nabi Muhammad Saw. Ayo kita coba bersama-sama yuk. Yang masak untuk dirinya sendiri boleh juga. Sekalian latihan, nanti kalau udah dipertemukan-insyaAllah sudah terbiasa.

Boleh kita mengandalkan resep terbaik, namun yang terpenting dalam memasak dengan cinta adalah doa. Kita minta sama Allah agar makanan ini enak, dan membawa kebaikan pada tubuh kita.

Baiklah sekian resep memasak dengan cinta. Tapi ingat untuk memberi waktu untuk tubuh beristirahat dan me time ya. Kalau memang lelah-sesekali makan diluar (kalau corona sudah nggak ada). Untuk saat ini amannya beli via ojol sekaligus menjadi jalan rezeki bagi mereka.

 

12 April 2020