Iqra = Read = Lesen

Aku mengenalmu dari tulisan. Tidak pernah bicara secara langsung. Tidak pernah bertemu secara langsung. Hanya dari tulisan yang kau tulis, lalu kubaca.

Aku tidak pernah memberikan waktu khusus untuk membaca tulisanmu. Kadang siang hari, kadang malam hari, tidak jarang juga dikeduanya.

Peristiwa selanjutnya, aku selalu merasa sudah paham dengan apa yang kubaca, sudah puas dengan terjemahan yang ada. Menduga-duga ini berarti seperti ini dan itu seperti itu.

Tapi dengan halus engkau gerakkan kakiku untuk bertemu dengan orang-orang yang paham. Hingga aku mulai memahami satu per satu.

Suatu saat saya bisa sangat yakin pada sebuah aturan yang kamu tulis, aku benar-benar percaya. Apapun itu pasti baik.

Dibeberapa saat yang lain, aku ingat-engkau adalah Sang Pemaaf-kemudian aku melakukan beberapa pemakluman.

Tidak masalah sebanyak apapun dosaku-katamu. Selama aku mau meminta maaf, kau pasti akan memafkan!

Tuhan, kalau di dunia orang-orang yang sudah akrab panggilnya aku-kamu, aku boleh nggak panggil Tuhan dengan kata kamu? (Aku merasa sok akrab)

Aku ingin ketemu kamu secara langsung suatu hari nanti. Satu hal yang paling aku harapkan adalah kamu berkenan memberi ampunan atas segala salah yang aku tahu hukumnya, dan salah yang aku belum tahu hukumnya.

Sampai saat itu tiba, aku akan membaca tulisanmu saja.

 

 

iqra-is-the-best-2

 

pic dari : www.keepcalm-o-matic.co.uk

 

Tinggalkan komentar