25

Katanya di dunia ini ada yang namanya mimpi, bolehkah untukku?

Adakalanya saya benar-benar percaya pada mimpi.

Adakalanya saya merasa saya bisa hidup dengan mengengamnya erat

Kalau kata Si Mb, kami berlima adalah orang yang sangat idealis. Idealisnya kami tidak tanggung-tanggung, lima tahun lebih kami berusaha berjalan di jalan yang telah kami pilih masing-masing. Meskipun kita berbeda, tapi aku yakin kami dapat bersatu karena kami memang sangat idealis.

Bahkan kadang orang lain lebih memahami diri kita, dibandingkan dengan kita sendiri. Kalau ada kesempatan untuk memilih kehidupan, aku akan memilih kalian lagi. Aneh, kalian sering membuat aku menunggu dan ingin marah, tapi ya bagaimana lagi, lha wong sudah cinta.

Masih ingat, setelah 2 tahun pertemuan kita berlima, nampaknya Tuhan memisahkan kita. Tinggal aku berdua disini. Kami lahir, tumbuh dan besar di kota yang damai ini. Kalau ada peryataan bosan, iya kami bosan. Rasa itu tak bisa di pungkiri. Namun saat di berikan kesempatan untuk meninggalkan kota tercinta ini, rasanya kami akan berpikir berjuta-juta kali. Bukan karena kami ingin menetap di zona nyaman. Bukaaannn. Kalau ingin jujur, kami sangat tidak nyaman seperti ini. Ingatkah? Bagi orang beriman, dunia adalah sebuah penjara. Tapi kami ingin terus berbakti.

Kalian tahu kan, perintah dan larangan adalah bentuk cinta dan sayang. Bisakah cinta dan sayang itu di buktikan dengan pemberian kepercayaan? Seperti Allah yang telah percaya bahwa manusia di beri kesempatan untuk menjadi khalifah di bumi. Tentunya Allah tahu, kami akan menumpahkan darah dan berbuat kerusakan. Aku hanya berfikir, aku mungkin akan gagal. Tapi dari situ, aku bisa belajar.

Kini mimpi yang begitu banyak, sudah aku putuskan untuk menyederhanakannya. Kalau memang yang terbaik adalah tidak mulia di mata manusia, yaa tidak apa-apa. Asal tetap mulia di mataNya. Tapi kami akan tetap menjadi idealis.